Cahayamu teramat terang
Aku silau
Tapi rasaku terpancar
Cahaya lain mendekat
Mengerubungimu
Membentuk cahaya yang lebih menyilaukanku
Rasaku teramat besar
Aku jatuh
Aku terperosok
Aku memaksa
Berharap, menatap.
Aku egois
Aku hanya menatap cahayamu yang tanpa cahaya
mereka
Kamu masih tetap dengan cahayamu
Hey! Tapi kamu men”cahayai”ku
yang kegelapan
Ah? Siapa aku kau “cahayai”?
Lembut katamu mencintaiku
Memerahlah pipiku
Geger Kiara, 15 Juni 2014