Ya, di pos
empat yang bertempat di Pondok Pesantren Nurul Huda ini, kami disambut oleh ka
Noti, ka Idris, ka Deni, ka Ayu dan ka Lusi. Ternyata di pos ini kami dilatih
untuk lebih disiplin. Kakak-kakak PAS lebih tegas, dan tentu saja aku sedikit
aneh dengan suasana ini. Kakak PAS yang biasanya rame, riang, sekarang jadi kaku dan memasang wajah yang kurang
bersahabat. Kami dipermasalahkan karena kertas yang hanya ada 12. Kami diberi
pilihan untuk kembali ke pos tiga atau yang lulus hanya aku saja. Loh, aneh kan ? Pada akhirnya kakak-kakak PAS
tersebut memperbolehkan kami mengganti 2 kertas yang hilang itu dengan sebuah
komitmen. Ketika aku hendak mengusulkan sesuatu, adzan berkumandang dan pada
akhirnya kami melaksanakan shalat dzuhur dan mengikuti kegiatan selanjutnya.
Kertas
yang diambil dari pos tiga itu ternyata berisi beberapa kasus, masalah dan kami
diminta untuk memberikan solusinya. Sudah kuduga, kegiatan selanjutnya lebih
serius. Solusi kami tidak diterima oleh ka Apip, kertas yang berisi solusi
tersebut disobek. Ada beberapa kakak larva yang memperjuangkannya. Aku ? Malas
sekali terlibat dalam sandiwara ini, hehe. Tetapi ketika di lapangan futsal dan
sandiwaranya semakin panas, aku tidak tahan untuk berbicara. Disana, parah banget lah. Aku sadar, kakak larva masih
banyak yang egois dengan pendapatnya masing-masing. Namun, pada akhirnya kami
memutuskan untuk membuat barikade dan memaksa untuk menemui ka Ifan yang
dihalangi oleh kakak-kakak PAS. Jika boleh jujur, bagian inilah yang paling
membosankan bagi ku karena aku memang tidak begitu suka hal seperti itu. Hehe.
Maaf kakak-kakak. Rasa bosan itu hanya hinggap sesaat karena tanggapan dari
Ifan sungguh luar biasa. Pada intinya, ka Ifan mengatakan bahwa apa-apa yang
sudah kami lakukan itu belum seberapa dibanding perjuangan Rasulullah ketika
berdakwah. Terharu banget lah saat
itu, aku jadi merasa bersalah karena malas-malas mengikuti sesi yang terakhir
ini.
Setelah ka
Ifan menyampaikan tanggapannya tersebut, ka Ifan langsung melantik kakak larva,
bermetamorfosis menjadi kakak SEMUT (semester 61). Saat itu, langit seakan mendukung
suasana tersebut dengan turunnya hujan. Kakak-kakak PAS mengelilingi kami, saling
bergandengan tangan, menyanyikan mars PAS. Huwaaaa...antara senang dan sungguh
terharu berada ditengah-tengah PAS, ditengah orang-orang yang peduli terhadap
agamanya, terhadap generasi penerusnya. Mataku serasa panas menahan airmata
yang tak ingin kubiarkan tumpah. (Malu dong,
:D ) Kakak PAS menyalami kami satu persatu. Duhai, terharu.
Rangkaian
OBT pun selesai. Setelah makan siang, kami bersegera pulang dan masih harus
melewati jalanan ekstrem. Tanjakan yang sungguh menyeramkan. Haha. Tetapi lelah
pun tak terasa ketika hati merasa bahagia. Terimakasih kakak-kakak PAS juga
kakak-kakak SEMUT. Jangan lupa dengan komitmennya ya, kakak-kakak SEMUT. Mari kita
melangkah bersama !! Yeaaahh.
Terimakasih
Allah, telah mengenalkanku pada mereka. Sungguh, “Maka nikmat Tuhan-Mu yang
manakah yang kamu dustakan ?”. Allah memberiku kesempatan untuk terus belajar
banyak, dari PAS-ITB khususnya :D