Minggu, 25 Februari 2018

Pengalaman Kehamilan Pertama

25 Desember 2017, saya resmi menikah dengan suami. Pernikahan ini terasa masih mimpi, tanpa diduga akan terjadi secepat ini. Akhir September saya memutuskan untuk tidak memikirkan pernikahan, fokus pada pekerjaan dan skripsi yang tak kunjung selesai. Awal November, suami mengkhitbah. Akhir Desember, kami resmi menikah. Tepat 3 hari setelah saya sidang sarjana.

Dengan proses yang secepat ini, saya tidak mengharapkan segera mendapatkan momongan. Butuh kurang lebih satu tahun untuk kami menyamakan visi, dan beradaptasi.

Akan tetapi, Allah memiliki skenario lain. Akhir Januari, saya telah menanti-nanti haid. Siklus haid saya cenderung teratur. Seminggu ditunggu, tidak ada tanda-tanda akan haid. Suami sudah punya feeling kalau saya hamil. Akhirnya, awal Februari saya coba pakai test pack. Rasanya? Deg-degan sekali. Ya Allah, saya belum siap.

Dan garis yang dihasilkan pun dua. Saya menghampiri suami sembari menangis. "Kenapa menangis? Harusnya bersyukur." Suami memeluk saya, berseri-seri. Ya, seharusnya saya bersyukur karena orang lain sungguh mengharapkan keturunan, dan ketika Allah mengamanahi ini semua, berarti Allah tau bahwa kami mampu. Ini amanah. Ya Allah :')))

Saya melakukan test pack dua kali, karena masih tidak percaya. Hasilnya sama. Alhamdulillah. Seminggu setelah test pack pun saya langsung grogi. Harus bagaimana? Ingin konsultasi ke bidan, tapi tidak tau harus konsultasi apa, harus ke bidan yang mana. Saya agak ribet untuk urusan seperti ini, saya mau bidan yang asyik diajak ngobrol, dan yang paham dan mau membimbing untuk gentle birth. Bukan bidan yang sedikit-sedikit diberi tindakan, dsb.

Saya coba tanya ke teman-teman mengenai bidan yang direkomendasikan. Belum ada yang berjodoh. Ada yang ketika kami kesana bidannya tidak ada, ada juga yang hanya buka ketika weekday sehingga susah kami jangkau -padahal rumahnya dekat tempat tinggal mertua.

Akhirnya saya coba googling mengenai bidan di Cimahi. Blog yang pertama saya temukan adalah blognya mbak Sandra Hamidah yang merupakan teman suami >< Langsung saja saya minta suami untuk tanya ke mbak Sandra mengenai rekomendasi bidan di Cimahi, dan beliau merekomendasikan untuk ke Bidan Wisdyana di Jl. H. Gofur :D

Dua minggu setelah test pack, saya periksa kehamilan pertama ke Bidan Wisdy. Deg-degan sekali, karena saya tidak tahu harus apa. Bahkan saya sendiri masih kurang ngeuh kalau saya hamil haha. Teteeettt. Ternyata Bubidan masih muda. Waw, saya jadi  semangat. Haha. Alhamdulillah, setelah periksa, cerita ini itu, Bubidan bilang bahwa saya sehat. Usia kehamilannya kurang lebih 6 minggu, jadi kalau bayi belum bisa diperiksa dari luar. Selanjutnya kami banyak berkonsultasi ini itu terutama perihal makanan serta istirahat, dan kami diberi buku pink. Haha. Saya merasa jadi ibuibuk.

Kami pun diminta USG di usia kehamilan 10-13 minggu untuk melihat posisi janin. Semoga sehat selamat, ya Allah :')

Setelah saya yakin bahwa saya hamil, ketika ada orang yang kepo apakah saya sudah hamil atau belum, saya katakan bahwa "insya Allah sedang hamil." Sejak itu pula, netizen ramai. Haha. Bumil muda kebanyakan input.

"Ga boleh kecapean lho." Yes, betul emang. Bubidan sudah mengingatkan siang hari usahakan untuk merefresh diri minimal 15 menit dengan tidur berkualitas. Secara, saya bekerja dari pagi-sore jadi memang sangat butuh meskipun sulit.

"Ga boleh makan pedas lho. Ga boleh makan bakso, es krim, nanas, durian, mie instan, micin (owemjiii penggemar makanan tidak sehat harus puasa fufu), and etc. Nanti anaknya begini dan begitu." Alhamdulillah sebelum orang-orang tau bahwa saya hamil, saya sudah konsultasi terlebih dahulu kepada Bubidan haha. Menurutnya (dan di buku pink), tidak ada pantangan makanan untuk ibu hamil, tetapi tentu saja harus makan makanan bergizi seimbang, dan lebih menjaga asupan nutrisi. Kalau makanan bermicin banyak dinilai tidak sehat yo jangan dimakan (kesimpulanku ini).

Dannnn input-input lainnya :D
Yaaa, saya tau betul semasa kuliah (saya kuliah jurusan Pendidikan Khusus), dosen sering menjelaskan bahwa penyebab anak berkebutuhan khusus itu bisa karena masa-masa kehamilan, apakah itu karena zat kimia, dsb. But, can I -just- getting the happiness? Haha. Sudah grogi, deg-degan, banyak input makin deg-degan. Dibalik semua itu, saya menyadari betul hal tersebut merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang semua kerabat dan teman-teman. Huhu. Thanks semuanya.

Saat ini, usia kehamilan baru kurang lebih 7 minggu. Saya makin deg-degan, belum tau kondisi bayi di dalam rahim seperti apa, apalagi saya kurang memperhatikan makanan bergizi seimbang dan sangat sulit untuk beristirahat di siang hari.
Mohon doa dari semua, agar janin dan bunda sehat selamat selalu. Jazakumullah khairan katsir.

Kota Cinta,
25 Februari 2018

Dedeh Badrullaela