Setiap ibu tentulah selalu istimewa dimata
anaknya. Begitupun aku pada Mamah. Diusia 18 tahun lebih sekian bulan rahimnya
telah terisi janin dan diusia 19 tahun lebih sekian bulan pula dia telah
melahirkan seorang bayi perempuan, ya tentu saja itu aku. Hey, diusia yang sama
denganku saat ini dia telah merasakan bagaimana suka dukanya mengurusi rumah
tangga, beratnya hamil, sakitnya melahirkan dan senangnya menimang-nimang bayi.
Diusia itu bahkan aku masih berkeliaran di perantauan, bepergian kesana kemari
bersama teman-teman, asyik menikmati masa muda. Ya, mungkin karena kita berada
pada zaman yang berbeda, Mah.
Dikarenakan usia kami yang tidak terpaut
terlalu jauh, banyak yang mengatakan kami nampak seperti adik kakak. Maka
ketika berkomunikasi seringkali aku merasa seperti kepada teman saja, curhat
persoalan sekolah, curhat masalah hati (eaaa), saling mengomentari penampilan,
dan lain sebagainya. Meskipun tentu saja Mamah sering mengomeliku dan
menasihatiku layaknya ibu Tom dan Jerry di film I’m Not Stupid (tidak separah
itu juga sih).
Tepat di hari ini, perempuan yang paling
istimewa dalam hidupku ini berusia 39 tahun. Ibuku yang kerap kupanggil Mamah.
Sudah semakin tua meski kata orang masih terbilang muda tetapi nampaknya sudah
pantas menimang cucu (kode :D).
Meski aku sering kesal karena sikapnya yang kadang
terlalu protektif terhadap anaknya –terutama kepada adikku- dan sering sekali
mengomel, namanya juga ibu ya aku tetap sayang. Sayang bingits. Dibalik kebisuanku untuk memujinya, aku menyimpan kekaguman
yang amat mendalam terutama sosoknya yang lincah sekali dalam mengurusi rumah
tangga dan juga pekerjaannya. Khawatir sekali ada sikap dan perkataanku yang
tidak berkenan dihatinya, maka aku memohon maaf sedalam-dalamnya (waktu lebaran
:3).
Semoga Mamah tetap menjadi perempuan
tangguh, istri sholehah dan ibu yang –semakin- “baik hati”. Tentu saja Mamah
tidak akan membaca tulisan di blogku ini, haha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar