Rabu, 12 Maret 2014

Langkah-langkah Pelaksanaan Pengukuran Fisiologi Penglihatan



Teman-teman, disini saya ingin berbagi sedikit ilmu yang saya dapatkan di perkuliahan. Kenapa ? Karena ini menarik ! Ya, semua ilmu bagiku selalu menarik dan aku tidak ingin mengetahuinya seorang diri ^^
Nah, tulisan ini berisi langkah-langkah melaksanakan pengukuran fisiologi penglihatan atau sederhananya, fungsi penglihatan baik ketajaman penglihatannya, lantang pandang maupun kepekaan terhadap warna atau buta warna.
Apa sih ketajaman penglihatan itu ? Ketajaman penglihatan atau visus adalah kejernihan penglihatan yang bergantung pada kemampuan lensa dalam memfokuskan bayangannya ke retina, atau ketajaman fokus retina dalam mata. Untuk mengukurnya, bisa dilakukan dengan menggunakan Optotyp Snellen atau Snellen Chart. Bagi yang pernah memeriksakan matanya di optik pasti sudah tidak asing lagi, meskipun sekarang memang sudah ada alat yang lebih canggih lagi, sedangkan ini merupakan instrumen klasik.
Langkah-langkah dalam melaksanakan pengukurannya kurang lebih seperti ini, teman-teman :
Alat dan Bahan :
·      Snellens Chart (Optotyp Snellen)
·      Orang Percobaan (OP)
·      Pemeriksa
Langkah-langkah pemeriksaan :
a.  Tempelkan kartu Snellens Chart di dinding, kemudian OP berdiri pada jarak 6 meter/ 20 feet dari Snellens Chart
b.  Posisi mata OP horizontal dengan Snellens Chart,
c.   Pemeriksaan dilakukan pada satu mata bergantian, dengan menutup mata yang lain tanpa ditekan
d.  Periksa visus mata kanan OP dengan memintanya membaca huruf yang ditunjuk oleh pemeriksa. Dimulai dari baris huruf yang terbesar sampai huruf yang terkecil yang masih dibaca OP dengan lancar tanpa kesalahan, kemudian catat urutan baris akhir yang bisa dibaca OP
e.  Ulangi pemeriksaan ini pada mata kiri
f.   Catat hasil pemeriksaan.
g.  Apabila huruf paling besar tidak bisa dibaca OP  maka lakukan tes menghitung jari, yang langkah-langkahnya sebagai berikut :
Acungkan satu atau lebih jari tangan kanan/kiri didepan OP dari jarak 3 meter, 2 meter atau 1 meter. Setelah itu OP diminta menyebutkan berapa jumlah jari yang diacungkan. Apabila pada jarak 3 meter OP bisa melihat jari yang diacungkan maka visusnya 3/60 yang berarti orang normal bisa menghitung jari tersebut pada jarak 60 meter, sedangkan OP hanya bisa melihat pada jarak 3 meter.
h.  Apabila OP tidak bisa menghitung jari pada jarak 1 meter lakukan tes gerakan tangan. Caranya sebagai berikut :
Goyangkan kedua tangan pemeriksa didepan OP dari jarak 3 meter, 2 meter atau 1 meter. Setelah itu OP ditanya apakah dapat melihat gerakan tangan didepannya atau tidak. Apabila pada jarak 3 meter OP bisa melihat gerakan tangan didepannya maka visusnya 3/300 yang berarti orang normal bisa melihat gerakan tangan pada jarak 300 meter, sedangkan OP hanya bisa melihat pada jarak 3 meter.
i.    Apabila OP tidak bisa melihat gerakan tangan pada jarak 1 meter lakukan tes penyinaran untuk mengetahui apakah ia dapat membedakan terang atau gelap. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Sorotkan cahaya lampu senter  didepan OP dari jarak 1 meter. Setelah itu OP ditanya apakah dapat melihat cahaya lampu senter didepannya atau tidak.Apabila  OP bisa melihat cahaya lampu senter didepannya maka visusnya 1/~ (tidak terbatas) , jika tidak maka visusnya 0.
Nah, gampang kan ? Rumusnya yaitu V=d/D.
Keterangan :
V : Visus
d : jarak antara optotyp dengan mata yang diperiksa
D : jarak sejauh mana huruf masih dibaca oleh mata
Bagi yang belum mengetahui Optotyp Snellen, salah satunya yang seperti ini nih teman-teman..
 
Yang selanjutnya, ada tes lantang pandang. Apa itu lantang pandang ? Sederhananya, lantang pandang adalah kemampuan atau luas penglihatan seseorang untuk melihat ke arah lateral (atas, bawah dan samping) dengan mata yang tidak bergerak.
Langkah-langkah pengukurannya sebagai berikut :
Alat dan Bahan :
·         Campimeter
·         Dasar hitam dengan batas lingkaran 150
·         Orang Percobaan (OP)
·         Pemeriksa
Langkah-langkah pemeriksaan :
a.    Dasar hitam ditempelkan di dinding dengan jarak yang tidak ditentukan
b.    Mata OP memandang titik tengah secara horizontal
c.    Alat penunjuk digerakkan lateral oleh pemeriksa ke setiap sudut lingkaran
d.    Sejauh mana alat penunjuk dapat dilihat OP
Seseorang dikatakan memiliki lantang pandang normal, jika lantang  pandang ke arah atas 50 derajat, ke arah bawah 70 derajat, ke arah samping dalam 60 derajat, dan ke arah samping luar 90 derajat, tidak kurang dari sekian derajat (yang telah disebutkan)
Yang terakhir ini, adalah tes buta warna yang mengukur apakah seseorang bisa membedakan warna atau tidak. Pengukuran ini menggunakan Ishiraha Plate atau buku Ishihara. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.    Dilaksanakan di tempat yang cukup terang
2.    Jarak mata OP dengan buku adalah 0,5 hingga 1 meter
3.    Periksa terlebih dahulu dengan gambar 1, 2 dan 11 untuk mengetahui apakah OP memiliki kelainan penglihatan lainnya atau tidak
4.    Untuk mata normal dapat membaca dengan cepat, tidak boleh lebih dari 10 detik.
Nah, seperti inilah Ishiraha Plate

Semoga bermanfaat ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar