Sabtu, 14 September 2013

Kehidupan yang Sesungguhnya -edisi HMJ

Jam 03.00, alarm handphone telah memanggil, berteriak memaksaku membuka mata. Aku masih terlalu mengantuk untuk bangun sepagi ini dan waktu beristirahat yang sesingkat ini. Mataku kembali terpejam dan tubuh ku kembali terlelap dalam buaian hawa dini hari. Sedang berhalangan untuk shalat pun menjadi alasan selanjutnya yang memperkuat mata ini terpejam.

Jam 05.15, alarm handphone kembali berteriak memanggil seluruh kesadaranku untuk bangun. Rasa kantuk ku belum hilang kawan. Akan tetapi, oh tidak... Kegiatan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan menanti. Dalam sekejap, bayang-bayang jarum jam yang menunjukkan pukul 07.00 memadati fikiranku, lengkap dengan berbagai persyaratan yang belum dipersiapkan. Tidak ada pilihan lain selain bergegas.

Jam 06.00, selesailah membersihkan badan serta piring-piring kotor yang menumpuk di sudut kamar. Beriringan dengan hal itu, handphoneku berbunyi tanda sms masuk. Dengan malas, aku pun membuka sms dan ternyata dari teman sesama mahasiswa baru yang mengatakan dia akan segera menuju kostan ku. Oh, malapetaka.. Dalam keadaan belum berganti pakaian, perbekalan belum tersedia, dan  baju yang mesti aku pakai pun belum di setrika. Mau tidak mau, harus kerja ekstra..

Jam 06.30, aku telah menuju kampus, berbagai persyaratan berhasil disiasati. Dengan langkah tercepat aku tiba di kampus tepat waktu. Acara pun belum dimulai. Nah, inilah kesempatan emas ku untuk berkenalan dengan kakak tingkat sebagai pemenuhan tugas dari pihak himpunan jurusan sendiri. Mudah saja berkenalan dengan kakak tingkat, terkecuali mereka saja yang tidak mempermudah. Ada yang diminta berkenalan malah melarikan diri.. Ah, klasik.

Jam 08.00, acara pun dimulai dengan pemateri pertama yang luar biasa. Beliau seorang perempuan yang juga aktifis organisasi. Peran Fungsi dan Hak Demokratis Mahasiswa menjadi tema pembahasan kali ini. Oh, 20 hari sudah aku dijejali "doktrin-doktrin" mahasiswa demokratis, agent of change, social control dan bla bla bla.. Terbesit rasa bosan, namun segera ku sangkal. Ya, memiliki rasa bosan seserius apapun, tidak akan menjadikan keadaan lebih baik. Maka ku putuskan untuk duduk manis dan telinga terpasang sempurna untuk menyimak materi.

Jam 10.30, berpindahlah pada materi terakhir. Terakhir ? Oh tidak, ini menyedihkan. Bukan, bukan karena ini yang terakhir, namun "sang pemateri" lebih "luar biasa". Dengan materi Retorika, Jaringan dan Negosiasi, definisi, urgensi, dan bla bla bla, dilengkapi dengan wajah tegang dan tegas..OMG...rasanya, kantuk ku yang sedari pagi mulai menghilang datang lagi. Dengan paksaan untuk semangat, menggelorakan semangat mahasiswa, akan tetapi sungguh luar biasa kantuk ini menyerang. Bersyukur, tak berakhir dengan memalukan karena mata ini kupaksa untuk terbuka..

Oh, inikah mahasiswa ? Aktifitas yang begitu padat dan emosional yang menuju kematangan. Pola pikir yang sangat kritis, belum terkontaminasi oleh kepentingan-kepentingan politik,  sehingga melahirkan semangat juang yang sangat tinggi, bergemuruh membahanakan keadilan.

Tak ada harapan lain, selain harapan bahwa mahasiswa akan mampu menegakkan bendera keadilan dan dengan semangat juang yang sama tingginya ketika suatu saat ia memasuki dunia masyarakat. 

Jam 16.00, diakhiri dengan alunan hymne PLB dari semua mahasiswa baru, acara pun selesai. Dan aku pulang dengan langkah gontai karena perut yang meminta jatah. Huuaah... Mahasiswa... Semoga mewujudkan harapan bangsa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar