Minggu, 29 September 2013

Muhasabah Hati :)


Hening. Aktifitas sudah terhenti. Orang-orang telah tenang dengan dunia mimpinya, membaringkan badan dibalik selimut tebal, membiarkan otak merefresh kembali dari segala problematika hari ini.  Ya, tenang sekali orang yang bisa beristirahat seperti itu. Terkecuali aku yang masih saja berkutat dengan duniaku. Perkuliahan, tugas, belajar ? Untuk malam ini, tidak, sama sekali.
Melainkan tentang hati dan perasaan. “Hal” yang selama satu bulan terkahir ini berusaha aku sangkal, aku singkirkan, dan aku jadikan antrean nomor sekian dari prioritas pemikiranku. Dan kini “hal” tersebut muncul seakan memintaku untuk menjadikannya prioritas pemikiranku. Tidaaak. Aku tidak ingin sibuk bergelut dengan hal yang hanya menelantarkanku pada pengharapan tanpa kepastian. Terus menerus menyangkal suatu hal yang sebenarnya bersemayam dalam hati pun itu tak mungkin. Hmm, memejamkan mata sejenak, kuhirup nafas perlahan, dan coba ku tata hati dengan setenang mungkin.
Cinta, sayang, rindu, apalah itu namanya aku tak pedulikan itu. Aku hanya mendeskripsikan apa yang dirasakan saat ini. Mengingatnya, setiap hal yang dilalui dengannya, seperti pemutaran film dokumentasi yang tanpa sedetikpun terlewat dan tanpa sejengkal pun tempat yang terlupakan. Mengkhawatirkannya, aktifitas, kesehatan, yang mengakibatkan rasa ingin selalu mendampingi itu muncul dengan sangat kuat. Memperhatikannya, dari celah manapun yang bisa memberikan informasi tentangnya, informasi sekecil apapun. Bahkan jika ia berkomunikasi sesederhana apapun selalu kuanggap penting. Terlebih jika ada keterkaitannya dengan perempuan, oh Tuhan, rasa tidak rela dan takut kehilangan itu selalu saja muncul.
Lalu apakah harapan untuk hidup bersama dalam jalinan suci itu masih ada ? Ya, selalu ada. Bahkan ketika aku tidak mengetahui secara pasti apakah dia masih memiliki planning serius denganku atau tidak, harapan itu tetap saja ada, lengkap dengan rasa yakin bahwa ia hanya menyayangiku. Parah kan ? apakah ini pembelaan secara sepihak saja dari perasaan yang menggelora ? Aku pun tidak tahu.
Sampai saat ini, ditengah ketidaktahuanku, aku tetap berusaha menguburnya sendiri, membiarkan ia mengalir maupun tumbuh dengan sendirinya. Aku menunggu waktu yang tepat dari-Nya, dan tidak akan kusia-siakan penantian ini. Aku tetap berlari mengejar impian sesungguhnya, mengupgrade diri dan tetap dekat dengan-Nya. Meneguhkan hati, bahwa Allah Maha Mengetahui yang terbaik. Maka, tetaplah di jalan-Nya. JJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar