Senin, 16 September 2013

Kehidupan yang Sesungguhnya -edisi pengalaman Bisnis


Tak ada yang berbeda dengan pagi ini. Bangun tidur, membuka jendela, menghirup udara segar, memperhatikan aktifitas orang sekitar, lantas membalikkan badan dan memulai aktifitas pagi. Masak nasi, mandi, berganti pakaian.... Hey, ada yang berbeda pagi ini. 2 bungkus plastik hitam tergeletak di pojok kamar, plastik yang berisi snack untuk bisnis pertama ku disini. Ragu, sempat melintas dalam benakku, “memangnya daganganku akan laku terjual dan membuahkan keuntungan ?”. Namun berbekal tekad dan doa orangtua, aku bersemangat mengambil bagianku dan bersiap menjajakan dagangan ku di kampus –meskipun masih level kelas.

Aku tidak semata-mata sendiri menjalankan bisnis pertama ini. Seorang teman yang  memang sama-sama ingin merasakan “mencari uang” sendiri, ku ajak bekerjasama. Dan inspirasi ini lahir dari seorang teman lama yang sudah menjalankan bisnis seperti ini lebih dulu.
Singkat cerita, tibalah di kampus. Dengan satu plastik hitam di tangan, aku mencoba menjajakan daganganku di depan kelas. “Hey, temen-temen, ada yang mau jajan gak ? Aku bawa snack mulai harga Rp.1000...”. Hening, tanpa satu jawaban pun. Mental bisnis ku belum muncul, saat itu aku malah beranjak pergi ke tempat duduk dan tidak lagi menjajakan dagangan ku.

Tak lama kemudian, hp ku berbunyi. “udah ada yang beli lho..yang harga nya Rp.3000.. :) ”. Partner bisnisku, sudah berhasil lebih dulu. Wah, partner bisnis ku sudah maju satu langkah. Aku tak ingin kalh, tapi bagaimana ?
Aku memutuskan untuk sementara, tidak menjajakan daganganku. Dan singkat cerita, di akhir mata kuliah, ketika hendak pulang, daganganku diserbu, hanya tersisa 8 biji. Inikah rasanya bisnis ?

Sepanjang perjalanan menuju kostan, wajah ini terus saja berseri-seri. Karena bisnis ini tidak semata-mata bertujuan untuk “mencari uang”, maka tidak terlintas sedikitpun mengenai laba. Dari sinilah, kesadaran akan betapa tidak mudahnya orangtua "mencari uang", muncul. Dan pengalaman bisnis, itu yang diharapkan. Mulai dari bisnis kecil-kecilan.

“Hmmm...seorang pebisnis itu, pantang menyerah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar