Hawa dingin Bumi Siliwangi menyelusup ke dalam
rongga ruangan kamarku yang tidak terlalu besar. Memang, jendela
kubiarkan terbuka. Sayup-sayup terdengar irama musik Korea yang sedang trend
dikalangan muda saat ini, juga irama musik pop indonesia yang naik daun sekitar
tahun 2007, berasal dari tetangga kamarku. Diluar, mengalun irama gitar yang
dipetik sembarang oleh sang penikmat malam di pinggiran jalan. Pasangan muda
hilir mudik bergandengan tangan, para pedagang makanan masih bersemangat
menjajakan jualannya. Aku tidak ingin kehilangan moment "sederhana"
ini -membuka jendela kamar, menghirup udara segar, menatap genteng-genteng
bersisian dan aktifitas orang-orang sekitar –pagi dan malam.
Tempat inilah yang selama 4 tahun kedepan akan menjadi
tempat yang ku jelajahi segala ilmu dan kehidupan di dalamnya. Tempat yang akan
mendewasakanku, inilah saatnya.
Fase ini adalah fase kemerdekaan. Dimana aku
bebas untuk melangkah. Ke kanan kah, aku sendiri yang akan mendapatkan
akibatnya, pun jika melangkah ke kiri, aku sendiri yang akan mendapatkan
akibatnya.
Namun ini adalah kesempatan emas dari Tuhan
lengkap dengan ridho orangtua. Maka tidaklah indah jika dalam kesempatan emas,
aku tidak bisa mempersembahkan emas untuk Tuhan ku dan juga kedua orangtuaku.
Ya, aku harus cerdas berfikir, cerdas bertindak, cerdas mengambil langkah,
kanan atau kiri ?
Ku tutup jendela, mengucapkan selamat tinggal
pada angin yang berhembus diluar sana, kembali kuraih laptopku dan mulai
menumpahkan isi hati dan fikiran ku lewat tulisan. Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar