Senin, 10 Februari 2014

Jatuh Cinta (lagi) -part 2-



Esok harinya, Sabtu, 09 Februari aku kembali ke sekolah tersebut. Memang sesuai kesepakatan, kami akan hadir di hari Kamis – Sabtu. Saatnya pelajaran Seni Budaya. Aku membantu Aziz memainkan pianika, duhai sungguh tidaklah mudah. Namun sejak itulah aku mulai dekat dengan Aziz pun teman-temannya. Greget sekali aku melihat anak-anak tersebut. Nurani yang senyumannya memikat, Salwa yang elegan, Really yang begitu aktif pun paling cerewet manja ketika berbicara denganku, Hafidz yang cerdas namun terkontaminasi oleh lingkungan yang kurang mendidik, Daffa si cerdas dari keluarga sederhana. Duhai..senang rasanya mengenal mereka.

Dari jam pertama, aku diberi keleluasaan mendampingi Aziz. Pun ketika istirahat aku menghabiskan waktu bersamanya. Setelah istirahat, kelas empat akan melaksanakan kerja bakti, jadi aku tidak perlu memasuki kelas lagi. Ketika itu, Bu Eka (kepsek) memanggil kami dan menawarkan untuk mengajar di kelas dua karena kebetulan gurunya tidak ada. Aku mengangguk pelan, namun aku tidak sendiri, dua temanku yang lain masuk juga.

Dan saat itulah kejutan-kejutan lain aku dapatkan. Pertama, Aziz. Ia mengikutiku hingga masuk ruangan kelas dua, lalu aku bilang pelan “Aziz, Kaka mau ke kelas dua dulu. Aziz kerja bakti yah, nanti Kaka bareng Aziz lagi” Ia hanya menunduk dan keluar. “Duhai, maafkan aku, Ziz” lirihku.
Kejutan selanjutnya, ketika memasuki ruangan kelas dua, “Guru baruu, guru baruu”. Lantas mereka berhamburan menghampiri kami, menyalami satu persatu. Hmmmm..aku tersenyum simpul. Inikah rasanya menjadi seorang guru, ketika kehadiran kita dinantikan, disambut senyum imut anak-anak yang bersemangat. Meskipun aku belum menjadi guru sungguhan, setidaknya aku merasakan hal “istimewa” ini.

Pelajaran yang mesti kami sampaikan adalah Seni Budaya. Aku sempat tertegun. “mau apa yang disampaikan, Deh. Bukankah kamu kesulitan dalam mata pelajaran ini”. Namun demi melihat tawa mereka, semangat mereka, ku beranikan diri untuk mengajak mereka bernyanyi. Duhai, mereka sungguh pandai berbicara –cerewet-, tapi aku suka. Mulai dari Firman, yang memaksa ingin menggambar namun temannya yang lain tidak membawa perlengkapan menggambar, Kevin yang usil ga ketulungan, gadis-gadis kecil yang curhat begitu saja, menceritakan apapun yang ingin diceritakan, dan aku sungguh terharu ketika mereka memanggil namaku untuk sekedar bertanya, protes, curhat, mengadu dan lain sebagainya, meski aku sedikit kewalahan menanggapinya –karena terlalu banyak-, tapi aku suka. Ah, aku jatuh cinta!! Sungguh !!

Setelah aku jatuh cinta pada dunia ABK, kini aku jatuh cinta kepada mereka. Anak-anak usia delapan tahun yang masih polos, imut. Duhai, aku jatuh cinta!! Aku semakin yakin untuk concern di dunia pendidikan bahkan sebelum aku lulus kuliah. Bersama mereka, mendampingi mereka untuk mengenal dunia, membimbing mereka agar tak salah arah, ya, inilah duniaku !!

Di akhir jam pelajaran, Firman masih manyun karena tidak sempat menggambar. Aku berusaha membesarkan hatinya dengan melihat karyanya. Subhanallah, sungguh indah. Karya anak usia delapan tahun yang sungguh indah. Bukan hanya gunung yang dibawahnya ada sawah, saung, jalan, sungai –seperti kebiasaan anak-anak bahkan kebiasaanku dulu. Hey ini lebih realistis. Gambar dua rusa dengan view gunung dibelakangnya, yang...ah sulit kuungkapkan. Yang jelas, bagi ku yang tak pandai menggambar itu sangatlah indah. Aku memujinya dan tanpa berpikir panjang, aku refleks mengajaknya membuat perjanjian. “Kamis depan, Kaka mau lihat gambar kamu yang lain” ujarku sembari tersenyum semangat. Tak kusangka, ia lebih semangat “Wah siap Ka, siappp”.

Setelah pelajaran ditutup dengan do’a, anak-anak berhamburan keluar segera pulang. Aku pun demikian. Sepanjang perjalanan menuju jalan raya, banyak anak yang menyapa. Duhai, inilah kebahagiaan tiada tara itu ?? Diujung jalan sana, seorang anak berteriak “Ka Dedeh, nanti kamis ya!!”. Ah aku tertegun. “Eh iya iya..Aku tunggu ya, Firman”. Ternyata dia serius, aku yakin itu. Aku semakin tak sabarlah menanti hari kamis tiba.

Firman, Aziz, anak-anak tunggu akuuuuu ^^

-end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar