Hilang, dua pekan
terakhir ia lenyap
tersapu sederetan
aktivitas
bersembunyi diantara
keriuhan naluri dan kebisuan nurani
Lembut sekali ia
bergerak
Meninggalkanku perlahan
Kacau, aku meracau
Menghitung detik jam
berdentingan, tanpanya
Terpekur, kaku
“Bantu aku mencarinya!”
Teriakku pada teman
hingga suaraku
memekikkan telinganya
dan pergilah ia dengan
kecewa
dengan lemahku tak
menemukannya sendiri
Kepergiannya seakan
sambaran kilat
Mendatangkan airmata
yang menghujani pipiku
Berpikir, berpikir,
rasakan
Tidak! Aku tak bisa!
Lupakan, lupakan,
berjalanlah
Lantas dengan gontai
aku berjalan
menyusuri jalan itu,
yang jelas ada dihadapanku
Hanya berjalan, terus
berjalan
Berpegangan pada-Nya,
Menyusuri jalanan
licin,
Menyingkirkan kerikil
tajam, hati-hati
Terus berjalan menuju
alamat yang kugenggam sejak dulu
Dan, hey!
Dia datang dengan
sendirinya, perlahan
Mendekat, mendekat,
semakin jelas
Dia datang
didatangkan oleh-Nya
Lantas kupeluk erat
dirinya
Takkan kulepas
Gegerkalong
Girang, 19 September 2014
Layla,
yang
menemukan ‘semangatkuliah'-nya kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar