Minggu, 17 November 2013

Hikmah Kuliner -Ahad Malam



Maghrib telah berlalu. Perut sudah memanggil-manggil meminta asupan makanan. Seorang teman berkunjung ke kontrakanku untuk suatu keperluan, menginspirasiku untuk keluar sejenak mencari makan. Nasi goreng depan kostan tetap menjadi pilihan utama yang selalu menggoda meskipun harus menunggu lama. Mengantri di tempat penjual nasi goreng satu ini ? sudah biasa.

Ibu penjual nasi goreng ini selalu membawa anaknya yang masih usia TK. Ia sangat aktif dan pandai berbicara (sedikit cerewet). Kulihat ia sedang asyik sekali dengan ipad di kiri dan handphone di kanan.  Anak itu memanggilku dan memintaku duduk menemaninya bermain game. Imut sekali jika kulihat mimik wajahnya yang seperti polos.

Ketika diperhatikan, ternyata game yang ia mainkan menurutku “aneh”. Ceritanya, seorang remaja mencoret-coret dinding sekitar stasiun kereta api. Karena hal itu dilarang, polisi pun berusaha menangkapnya. Terjadilah kejar-kejaran antara polisi dengan remaja tersebut. Dan tokoh yang dimainkan oleh pemain game tersebut adalah tokoh remaja. Ia akan dikatakan menang jika berhasil meloloskan diri dari kejaran polisi dan sepanjang jalan pun ia mendapatkan berbagai bonus. Bukankah ini aneh ? kenapa harus lari dari kejaran hukum jika kita memang melakukan kesalahan ? bukankah ini mengajarkan anak untuk berlari ketika melakukan kesalahan dan tidak usah takut karena kita akan mendapatkan sesuatu ketika kita berlari ?

Tapi sudahlah, itu hanya game. Hal yang lebih mengejutkanku adalah ketika anak itu memintaku untuk mengambilkan botol minum yang ia simpan di atas gerobak. Jelas ia tidak bisa mengambilnya karena ia duduk saja. Aku tidak langsung mengambilkannya, dengan pelan aku mengatakan “coba kamu berdiri De, pasti tangannya nyampe”.  Ibunya pun terus menerus mengomelinya. Tetapi yang terjadi, ia malah memukul tanganku secara terus menerus dan memaksaku untuk mengambilkannya tanpa ia coba mengambilnya sendiri. Subhanallah, ia tidak pandang dengan siapa ia berbicara atau kepada siapa ia meminta tolong.

Nasi goreng pun hampir siap. Aku berdiri dan menyiapkan uang sejumlah 8000 rupiah yang terdiri dari satu lembar 5000 dan 2000, juga 2 keping uang logam 500 rupiah. Ketika aku berdiri, ternyata anak tersebut merengek tidak ingin ditinggal sendirian. Ia pun memanggil pelanggan perempuan lainnya, namun tak ada yang bersedia (mungkin setelah melihat perseteruan antara aku dengan anak itu, hihi). Dia pun berfikiran bahwa akulah biang keroknya karena akan meninggalkannya sendiri. Iapun menuangkan air teh ke dalam tutup botol dan menumpahkannya kepadaku sedikit demi sedikit, secara terus menerus. Omelan ibunya tidak ia indahkan, sama sekali. Ketika aku menghindar, kepingan uang logampun jatuh. Aku kesulitan mencarinya dan anak itu membantu kemudian menemukan satu keping lalu menyerahkannya kepadaku. Akupun mencari satu keping lagi dan anak itu menemukannya lagi. Kali ini ia mengambilnya. Aku merayu nya agar ia mau mengembalikan uang logam tersebut namun tak berhasil malah terus menerus menumpahkan air ke bajuku. Tuhan, anak ini keras kepala sekali dan belum faham siapa yang harus ia hormati. Hingga Ibunya memberikan satu bungkus nasi goreng pesananku  sekaligus aku membayarnya, aku mengatakan bahwa uang ini kurang 500 karena diambil anak Ibu. Ibu itu tersipu dan memaklumi.  Anak itupun berteriak memanggilku dan bersiap menyerahkan uang tersebut. Namun aku terus saja melangkah pergi sembari tersenyum kepada ia yang kebingungan.

Banyak hikmah yang dapat aku petik dari peristiwa ini, diantaranya :
1.         Cerdaslah dalam memilih game untuk anak begitupun memilih media yang patut dikonsumsi oleh anak
2.        Semestinya anak dibiasakan mandiri sejak dini, jangan selalu dikasihani
3.        Pengajaran mengenai perilaku yang paling ampuh bukan hanya dengan lisan tetapi dengan memperlihatkan perilaku yang patut diikuti serta pembiasaan sejak dini
 
Wallahu a’lam

2 komentar:

  1. hei, follow back blog akunya dong -_- udah tokoh aku masuk ke postingan kamu juga :D

    BalasHapus
  2. aku sudah follow kamuuuu...haaaa baru sadar ada komentar mba broh

    BalasHapus