Sabtu, 11 Januari 2014

Kenapa PLB ?


Sekarang aku ingin bercerita lagi *loh bercerita terus..

Berhubungan dengan postingan sebelumnya, kenapa saya memilih jurusan Pendidikan Khusus ?
Berawal dari semester pertama kelas XII. Disaat aku dihunjam dengan pertanyaan “mau kuliah dimana, jurusan apa ?” oleh orangtuaku –sungguh pertanyaan yang menyebalkan-, takdir membawaku pada film The Miracle Worker atau lebih dikenal dengan Hellen Keller. Selama menonton film tersebut pikiranku terus saja berputar, “jika anak seperti itu memang ada, kasihan sekali” “bagaimana bisa Anne Sulivan mengajarnya hingga sukses, apa itu nyata ?”. Hingga hari-hari berikutnya selalu terpikirkan hal tersebut sampai akhirnya aku terpikirkan untuk mengajar mereka (re: anak berkebutuhan khusus).

Yaaaa... mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK) aku harus masuk jurusan Pendidikan Luar Biasa (sekarang Pendidikan Khusus). Tapi, dimana ada jurusan tersebut ? Setelah ditelusuri, ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Tetapi aku tidak langsung memberitahukannya kepada kedua orangtua. Takut, ragu, dan tidak pede. Takut tidak disetujui, ragu apakah aku yakin, tidak pede apakah aku bisa ? namun waktu terus berjalan, tidak mau berhenti -tidak ada lampu merah juga sih. Akhirnya aku memberanikan diri untuk berbicara kepada orangtua. Pada mulanya mereka kaget –terutama Mama- namun mereka mengiyakan juga.

Dengan segenap Ikhtiar, do’a dan ridho orangtua yang bersatu padu memberi sinergi luar biasa untuk keberhasilanku. Ya, aku diterima di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan Luar Biasa (sekarang Pendidikan Khusus).

Meski sudah diterima, keraguan demi keraguan kerap kali muncul. Apa saya bisa ? Apa ini jalan terbaik saya ?
Setelah dipikir-pikir, aku harus menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Sekian lama aku berusaha untuk ini, dengan segenap doa orangtua. Dan aku yakin, salahsatu penyebab aku diterima di universitas tersebut adalah ridho orangtua.

Kehidupan baru di kota Kembang pun dimulai, tepatnya tanggal 20 Agustus 2013. Aku sadar, ternyata hidup menjadi anak kostan di kota besar itu tidak mudah. Karenanya, aku selalu merindukan pondok. But, that’s my way. I must be stronger, I’ll do a studyhard to get my dream. Yeah, I must raise up.

Setelah memasuki wahana perkuliahan aku semakin tertarik ingin menyelam lebih dalam pada dunia ABK ini. Semakin lama dunia ABK menarikku untuk tenggelam dan menikmati dunia mereka. Sungguh menantang !!  Ketika berhadapan dengan mereka maupun hanya berhadapan dengan pembahasan mengenai mereka di perkuliahan, aku merasa sedang menghadapi soal matematika, sulit tapi selalu ada rumus dan hasilnya. Aku bahagia dan sangat bahagia.

Terlepas dari ketertarikan dan prospek kedepan dengan menempuh pendidikan ini, ada hikmah yang selalu membayang di benakku. Allah mengirimku kesini, berkenalan dengan dunia mereka, agar aku lebih bersyukur. Bagaimana tidak ? Mereka memiliki hambatan hanya karena hal yang sangat sederhana seperti kelainan gen. Loh, gen kan hanya makhluk kecil ? tapi sungguh, hanya diubah sedikit saja tatanannya oleh Allah, dampaknya luar biasa.

Terimakasih Ya Allah. Engkau selalu memiliki rencana yang lebih indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar