Sekarang aku ingin bercerita lagi *loh bercerita
terus..
Berhubungan dengan postingan sebelumnya, kenapa saya
memilih jurusan Pendidikan Khusus ?
Berawal dari semester pertama kelas XII. Disaat aku
dihunjam dengan pertanyaan “mau kuliah dimana, jurusan apa ?” oleh orangtuaku
–sungguh pertanyaan yang menyebalkan-, takdir membawaku pada film The Miracle
Worker atau lebih dikenal dengan Hellen Keller. Selama menonton film tersebut
pikiranku terus saja berputar, “jika anak seperti itu memang ada, kasihan
sekali” “bagaimana bisa Anne Sulivan mengajarnya hingga sukses, apa itu nyata
?”. Hingga hari-hari berikutnya selalu terpikirkan hal tersebut sampai akhirnya
aku terpikirkan untuk mengajar mereka (re: anak berkebutuhan khusus).
Yaaaa... mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK) aku
harus masuk jurusan Pendidikan Luar Biasa (sekarang Pendidikan Khusus). Tapi,
dimana ada jurusan tersebut ? Setelah ditelusuri, ada di Universitas Pendidikan
Indonesia. Tetapi aku tidak langsung memberitahukannya kepada kedua orangtua.
Takut, ragu, dan tidak pede. Takut tidak disetujui, ragu apakah aku
yakin, tidak pede apakah aku bisa ? namun waktu terus berjalan, tidak
mau berhenti -tidak ada lampu merah juga sih. Akhirnya aku memberanikan diri
untuk berbicara kepada orangtua. Pada mulanya mereka kaget –terutama Mama-
namun mereka mengiyakan juga.
Dengan segenap Ikhtiar, do’a dan ridho orangtua yang
bersatu padu memberi sinergi luar biasa untuk keberhasilanku. Ya, aku diterima
di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan Luar Biasa (sekarang
Pendidikan Khusus).
Meski sudah diterima, keraguan demi keraguan kerap kali
muncul. Apa saya bisa ? Apa ini jalan terbaik saya ?
Setelah dipikir-pikir, aku harus menggunakan kesempatan
ini sebaik-baiknya. Sekian lama aku berusaha untuk ini, dengan segenap doa
orangtua. Dan aku yakin, salahsatu penyebab aku diterima di universitas
tersebut adalah ridho orangtua.
Kehidupan baru di kota Kembang pun dimulai, tepatnya
tanggal 20 Agustus 2013. Aku sadar, ternyata hidup menjadi anak kostan di kota
besar itu tidak mudah. Karenanya, aku selalu merindukan pondok. But, that’s my
way. I must be stronger, I’ll do a studyhard to get my dream. Yeah, I must
raise up.
Setelah memasuki wahana perkuliahan aku semakin
tertarik ingin menyelam lebih dalam pada dunia ABK ini. Semakin lama dunia ABK
menarikku untuk tenggelam dan menikmati dunia mereka. Sungguh menantang !! Ketika berhadapan dengan mereka maupun hanya
berhadapan dengan pembahasan mengenai mereka di perkuliahan, aku merasa sedang
menghadapi soal matematika, sulit tapi selalu ada rumus dan hasilnya. Aku
bahagia dan sangat bahagia.
Terlepas dari ketertarikan dan prospek kedepan dengan
menempuh pendidikan ini, ada hikmah yang selalu membayang di benakku. Allah
mengirimku kesini, berkenalan dengan dunia mereka, agar aku lebih bersyukur.
Bagaimana tidak ? Mereka memiliki hambatan hanya karena hal yang sangat sederhana
seperti kelainan gen. Loh, gen kan hanya makhluk kecil ? tapi sungguh, hanya
diubah sedikit saja tatanannya oleh Allah, dampaknya luar biasa.
Terimakasih Ya Allah. Engkau selalu memiliki rencana
yang lebih indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar