Desaku masih seperti dulu
Pepohonan rimbun menjulang
Pesawahan menghampar
Hijau sejauh mata memandang
Desaku masih seperti dulu
Sapaan hangat menjadi teman
Gotong royong menjadi adat
Kepedulian membudaya
Desaku masih seperti dulu
Jalan berlubang dimana-mana
Jalan ini sudah tidak bisa
dikatakan rusak
Tidak layak sepertinya lebih
tepat
Desaku masih seperti dulu
Petani tetap menjadi petani
Buruh tetap menjadi buruh
Dengan lahan sekian, penghasilan
sekian
Setiap tahun masih seperti itu
Desaku masih seperti dulu
Sekolah setingkat SLTP masih
dipandang cukup
Bekerja di ladang, di pabrik
Merantau ke kota sebulan dua
bulan
Kembali membawa uang ratusan ribu
sudah cukup membanggakan
Gadis belasan tahun menikah
Mengurus anak dan suami menjadi
fitrah
Ya, Desaku memang masih seperti
dulu
Membutuhkan sang pembaharu
Utama untuk cara berfikir yang
sesederhana kata cukup
Tetapi bagaimanapun, Desaku masih
seperti dulu
Ketentraman menghangat di seluruh
penjuru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar